Senin, 24 November 2014

ANAK PINDAHAN DARI BALI ITU

BY sman2 aikmel 2 comments

ANAK PINDAHAN  DARI BALI ITU

Hai ananda, bagaimana khabarmu di Pulau Dewata?? Lama taka da khabar, tapi saya ucapkan selamat untuk  salah satu karir terpentingmu dalam hidup, menikah  J

Masih ingatkan kau ketika tiba-tiba menangis dan duduk di lantai ruang computer di dekatku. Saat itu saya betul-betul bingung. Apa yang terjadi?? Tetapi setiap kali saya Tanya, kamu malah tambagh keras nangisnya. Sempat saya khawatir, kenapa kamu menangis di depan saya, jangan-jangan ada yang kesalahan besar yang saya lakukan ?? 

Meskipun demikian saya sabar menunggu tangismu reda hingga saya bertanya, “ Ada masalah apa?”.

Saya masih ingat sambil masih terus sesenggukan kamu akhirnya menjawab juga,” saya buta warna pak guru…!???.”

Wah rupanya saat itu dari periksa buta warna di puskesmas, kamu langsung syok begitu tahu hasilnya? Dengan hasil itu pastinya kamu harus menerima bahwa cita-citamu untuk menjadi dokter tak dapat kesampaian.

Sayangnya saat itu spontan saya mengucapkan “ Alhamdulillah”, yang membuat tangismu yang mulai reda jadi tambah keras kembali. Maksudku bukan saya senang kamu buta warna, tapi saya berharap kamu mau masuk jurusan ekonomi, dan bukan kedokteran.  Karena saya tahu, logika matematikamu “keren”.

Dengan logika matematika yang kamu punya, saya sempat bermimpi kamu tidak hanya ahli menghitung X, Y, Z atau hal-hal abstrak lain dalam matematika , juga menghitung bagaimana nilai mata uang dikendalikan, pengaruh pergerakan ekonomi dunia terhadap ekonomi nasional….. dan semua yang sangat dibutuhkan untuk kstabilan ekonomi Negara kita.
Hanya “gagal” tes buta warna yang bias menghentikanmu menjadi dokter, dan kamu mau menuruti saranku masuk jurusan ekonomi. Tapi memang kamu anak “nakal”, diam-diam kamu malah ambil jurusan matematika. Tapi lupakan itu, Allah maha tahu, akhirnya ada juga “murid” yang bagus logika matematikanya dan mau menuruti saranku masuk jurusan ekonomi UI J.
               -------

Suatu hari Uztadz husein pernah tergopoh-gopoh dating padaku,” Tambah masalah lagi pak hasto!.” Katanya.
“Ada apa?”
“Ada anak pindahan dari Bali. Pasti ini nambah masalah lagi, yang sekolah di sini saja kana da 58 orang yang sama sekali but abaca Qur’an. Apa lagi ini dari Bali, jauh dari agama!” katanya
Saat itu memang sekolah kita baru mulai mengadakan mata pelajaran yang wajib diikuti oleh semua siswa; Bahasa arab, Al qur’an dan Budi pekerti/akhlak. Tapi kendala muncul karena kultur membaca qur’an yang belum baik menyebabkan banyak masalah . Untuk mengatasi masalah maka beberapa anak yang kompetensinya tidak cukup “terpaksa” kita belikan buku iqro dan mulai dari awal kita kenalkan iqro. Wah harus nambah lagi dah” masalah”.

Tapi esok harinya uztad husein datang kembali sambil tergopoh-gopoh berkata, “ Pak hasto, anak itu jago sekali membaca qur’an, bahkan hafalannya paling banyak. Sejak hari itu gentian anak-anak lain yang selalu di marah uztad husein. 

“Masa kamu kalah sama anak Bali itu,” katanya

Tetapi saya dengar kamu sekarang juga mengajar seperti saya, pasti kamu lebih hebat dari gurumu yang mulai menua ini. Hari ini saya ucapkan selamat hari guru. Salam untuk akang mu, beruntung sekali dia di damping oleh “ anak Bali itu”.


2 komentar:

  1. Kiki suka kisah ini pak guru. Kisahnya bisa memberikan kita pelajaran bahwa trkadang apa yg kita pikirkan tidak slamanya sama dgn apa yg sesungguhnya trjadi. Shoenes Moral :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. sayangnya pak guru nggak bisa menggambarkan sebagus kiki... :)

      Hapus